Sebuah buku karya Ofa HS bakal muncul pada penghujung tahun ini. Buku ini menghimpunkan karya puisi Ofa HS yang berkisarkan tentang kemerdekaan.
Nantikan kuntuman "1957 puisi kemerdekaan".
KONVOKESYEN KE-6 POLITEKNIK SULTAN MIZAN ZAINAL ABIDIN
Persembahan Ofa bersama kumpulan Al-Quranic di dalam Istiadat Konvokeyen ke-6 Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin, Dungun pada hari pertama (20.04.2009)
(lagu pertama)
Bersatu
Menjadi harapan untukku menyaksikan
Umat yang bertuah ini kembali bersatu hati
Hilangkan yang keruh ambillah yang jernih
Tiada yang lebih berharga selain dari perpaduan
Lupakanlah segala persengketaan
Hubungkan kembali tali persaudaraan
Karena orang beriman itu bersaudara
Saling bertolong bantu berkasih mesra
Agar generasi kita di masa hadapan
Bangga dengan apa yang kita wariskan
Bersatu kita teguh
Bercerai kita roboh
Yang berat sama dipikul
Yang ringan dijinjing sama
Sepakat membawa berkat
Asas hidup bermasyarakat
Amalkan hidup yang sehat
Selamat dunia akhirat
(lagu kedua)
Syukur
Ucaplah Alhamdulillah syukur kita kepada Allah
Ucaplah Alhamdulillah syukur kita kepada Allah
Shalawat ke atas nabi, Muhammad ya Rasulallah
Shalawat ke atas nabi, ya Rasulallah
Tanda syukur itulah taat
Setiap tempat setiap waktu
Syukur itu dapat dilihat
Pada sikap dan tingkah laku
Marilah bersama kita bersyukur
Kepada Allah kita bersyukur
Syukur itu sifat mulia
Hindar dari tamak dan loba
Rasa cukup apa yang ada
Hati tenang hidup sejahtera
Mari amalkan rasa bersyukur
Hidup bahagia, aman dan makmur
Syukur, syukur, syukur ya Allah
Syukur alhamdulillah
Syukur itu banyak caranya
Taat beribadah tekun berusaha
Saling membantu berkasih sayang
Murah senyuman tulus sedekah
Marilah kita beramal bersama
Rasa bersyukur kita suguhkan
Persembahan Ofa bersama kumpulan Al-Quranic di dalam Istiadat Konvokeyen ke-6 Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin, Dungun pada hari kedua (21.04.2009)
(lagu pertama)
Remaja
Remaja
Ingatlah masa depan mu
Janganlah kau terleka
Di usia remaja
Kenanglah
Jasa ibu dan ayah mu
Susah payah mereka
Membesarkan kita
Gunakanlah masa yang ada
Dengan sebaiknya
Kuatkanlah tekad di hati
Memajukan diri
Tiada kejayaan yang datang
Tanpa usaha yang gigih
Bersusah-susahlah dahulu
Bersenang kemudian
Jadilah warga yang berguna
Pada keluarga, masyarakat jua negara
Waspada
Jangan mudah terpedaya
Oleh hasutan dunia
Yang bisa merosakkan hidupmu
(Ingatlah remaja semua)
(lagu kedua)
Thank You Allah
The sky is clear
The air is clean
The land is green
Thank you Allah
The path we walk
The lines we talk
The thing we see
Thank you Allah
Thank you Allah
Say Thak You Allah
Thank You Allah
Bila When I sleep
When I eat
When I breath
Thank You Allah
Thank You Allah
Say Thak You Allah
Thank You Allah
In the night or in the day
Every morning after prayer
I'll never forget to say thank you
There are times when I'm alone
Feel alright or not so strong
I'll pray to you and say
Thank You Allah
Thank You Allah
So friends everytime remember
Allah The Most Merciful
Say Thank you Allah
Thank You Allah
kesusahan bukan penghalang kejayaan
Si ibu bergelumang dengan perit harian.
Lantas si anak menyemat tekad untuk terus berjuang melepaskan mereka dari kesengsaraan.
Kesempitan hidup yang menyesakkan nafas tidak pernah sekalipun mematahkan semangatnya untuk berjaya. Malah itulah tangkal dan azimat yang menjadi bekalan untuknya mengatur langkah, mencari permata yang tak ternilai harganya – ILMU! Menyalin semula sebuah kamus dengan tulisan tangan sendiri kerana tak punya wang untuk membelinya. Sering berpuasa menahan lapar dan dahaga demi untuk menjimatkan belanja. Menahan keinginan hati untuk memiliki barang-barang sendiri. Bukan senang mencapai bintang. Namun, tiada yang mustahil dalam kehidupan. Kepada Allah dia menyandarkan harapan. Agar diberi kekuatan dan ketabahan untuk meneruskan cabaran hidup. Semoga diberi kesempatan untuk membalas keringat dan jasa ayah bonda.
Tekad si anak bukan mainan kerana di hujungnya adalah permulaan kepada sebuah KEJAYAAN!
Label: ARTIKEL
Lepas tiada bebas...
menanti jawaban dari sebuah pertanyaan
yang diserap begitu kerap
menemani tiap yang selalu berteman gelap
otakku berpikir...
hingga jasad ini lelah ditiap tidurnya
malamnya tak semalam hari yang bersendu tawa
kemarin aku jadi wanita penghibur tawa
Aku terjatuh kerenaMu
yang membawaku dalam coba beribu bintangMu
kuraih satu untuk menghiasi malamku yang dulu...
dulu saat aku memuji begitu indah kerlingan matamu
Teruntukmu yang jauh dilangit bergantung awan menghitam
layaknya hilang terpandang disudut kelam
Janji kan setia padamu untuk selalu kembali padaMu
dan ku simpuh sampai ku mati dengan dosaku.......
Perdana Menteri ke-2 : Tun Abdul Razak
Perdana Menteri Pertama : Tungku Abdul Rahman
Bosan benar hatiku kini dengan segala lagu
Tidak merayu mendayu
Bagaikan siul jiwa mendesak perindu
Mencari hentian tiada tentu yakninya
Hari ini aku ingin menjadi si pecinta?
Membakar jiwamu dengan henyak
Mengekal kata dan bahasa
Menukar lemah makna menjadi geledak bara.
Aku benar mahu menjadi sang pecinta
Beraikan bahasa penjajah
Kelarkan kata pengkhianat
Jadi melayu tidak akan lupa.
Label: PUISI CIPTAANku dihalaman rindu
Di tengah kepekatan malam
Berdiri aku di halaman rindu
Dihembus kenangan lalu
Menjelma seraut wajah
Sekuntum bunga yang pernah ku puja
Tapi layu akhirnya
Ingin ku tembus tembok silam
Dan membaiki kesilapan kita
Yang tiada kita rasa
Dahulu maaf tak bererti
Darah muda menguasai diri
Begitu mudah membenci
Ku di halaman rindu
Hanya berteman bunga yang layu
Ku di halaman rindu
Tiada harum tiada madu
Oh kesalku membeku di kalbu
Oh sayangku penawar rindu
Oh kasih ku hanyalah untuk mu
Show 29nov08 perdana resort (ku dihalaman rindu)
Show 23jan08 up town d'kota (ku dihalaman rindu)
Laa ilahaa’illa anta
Ya hayyu ya qoyyum
Subhanallah wabihamdihi
Subhanallah hiladzim
Kubuka jendela pagi di udara yang letih
Deru geram nyanyian jaman
Bersama berjuta wajah kuarungi mimpi hari
Halalkan segala cara untuk hidup ini
Nafsu jiwa yang membuncah
Menutupi mata hati
Seperti terlupa bahwa nafaskan terhenti
Astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah, aladzim
Astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah, aladzim
Kubuka jendela pagi dan dosapun menghampiri
Suara jerit hati kuingkari
La ilaha illa anta ya
Subhanaka inni kuntu
Minallahdholimin
Menitis airmata ku
Hilangnya sahabat sejati
Yang dia yang dikau ku merindu
Persahabatan abadi
**
Setiap detik teringatkan dikau
Walaupun kau pergi membawa diri
Kasih sayang kita tidak terjangkau
Ditemukan impian yang murni
*
Perlukah daku ditinggalkan
Perlukah engkau melupakanku
Perlukah ada rasa kesangsian
Perlukah ada rasa rindu (ulang *, **)
Label: LIRIK CIPTAAN
Dideklamasikan oleh :Puan Rasmaliza Rashid, pada malam Anugerah Ketua Jabatan dan Malam Pra-Graduan Jabatan Teknologi Maklumat dan Komunikasi 2009
Setelah kabut kenangan tercorak di halaman seberang
Telah datang azam di gerbang pekenalan
Untuk membawa sebuah perkhabaran tentang
masa, jejak dan peribadi
yang indah lagi terpuji
di dada hari tang di titi
“Selamat datang impian
engkau menghadirkan sebuah peta perjalanan
untuk diredah dan ditatang pengalaman
dengan penuh waspada lagi direncana.”
Semoga apa yang dibentang
pada akal nan terang
Membuahkan sebuah kejayaan
biar penuh kepayahan dengan ungkaian kemelut
diiringi ketabahan yang bertaut
Mengapa tidak kita lakukanBuat kali terakhir sayang-sayang ku;Mungkin kau lupaPuisi itu telah lama tidak kita dengarkanDan lagu itu telah lama tidak daku dendangkanMengapa tidakKita lakukanBuat kali terakhirBukankah telah kita taburkan janjidi setiap penjuru kotaDan telah kita jalinkan persaudaraanselama kita bersamaMengapa tidakBuat kali terakhirKita bersama sekali lagiDengan kata penuh kemesraanMengucapkan salam perpisahan
Menantimu hingga ke hujung pertemuan
Dengan harapan diri pedoman
Mengutip teladan
Dan kini aku bersedia mendayung ke seberang
Dengan dada yang lapang.
Membuai, pelawa mu
Impian. Terakhir.
Puisi ini dideklamasikan oleh Ofa pada Anugerah Ketua Jabatan dan Malam Pra-Graduan Jabatan Teknologi Maklumat dan Komunikasi sesi Januari 2009 (06.04.2009)
Dalam mencari kebenaran hakiki
Tiada lagi kuingat selain nama Mu
Betapa nama itu sentiasa memenuhi ruang hati
Pun amat payah menyedari
Kau ada di sisi
Nama Mu Yang Maha Agung
Telah kudengar sejak pertama kali kurasa
Dinginnya udara Mu dan cerahnya siang Mu
Aku tahu ada iringan janji bersamaku
Janji yang lahir dari jiwa yang putih
Tetapi janji itu telah diwarnai hidupku
Dan kini aku kembali mencari diri Mu
Bosan benar hatiku kini dengan segala lagu
Tidak merayu mendayu
Bagaikan siul jiwa mendesak perindu
Mencari hentian tiada tentu yakninya
Hari ini aku ingin menjadi si pecinta?
Membakar jiwamu dengan henyak
Mengekal kata dan bahasa
Menukar lemah makna menjadi geledak bara.
Aku benar mahu menjadi sang pecinta
Beraikan bahasa penjajah
Kelarkan kata pengkhianat
Jadi melayu tidak akan lupa
Ada mimpi di jalan ini
Ada nyanyi separuh merdu
Di tengah pagi
Sewaktu pemerintah diganti
Sekarang bungkus mimpi dibuka
Di dalamnya dijumpai kecewa
Kelabu, kotor, berbau sampah.
Beribu penyanyi tertarung
Di gunung-gunung kecil berasap
Dan rela tidak kembali,
Nyanyiannya dijeruk asap
Rintih miskin melanda suara.
Jalan masih pecah
Ada langit berbayang
Di lopak hijauWalau hitam
Tapi masih langit.
Kalau sampai waktuku
‘Ku mahu tak seorang kan merayu mendayu
Tidak juga kan
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang menerjah
Luka dan bisa ku bawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mahu hidup seribu tahun lagi
Tuhan, bantulah aku
Telah jauh aku menyimpang dari jalan Mu
Terlalai aku oleh setitis ilmu Mu
Bukalah kembali pintu hatiku
Terimalah kembali segala amalku
Dalam mencari kebenaran hakiki
Betapa pun terasa amat payah
Aku menanti penuh harap
Akan titik pertemuan itu